"Ospek Kedua" di Teknik Geologi
Pengenalan Geologi Lapangan (PGL) merupakan sebuah 'ritual' yang turun-temurun dilaksanakan di Jurusan Teknik Geologi. Apa bedanya 'ritual' ini dengan Ospek?
Kegiatan perkuliahan semester genap serentak dimulai 12 Februari 2001. Namun, jurusan Geologi, Fakultas Teknik, memulainya seminggu kemudian karena memperingati Hari Pendidikan Teknik. Untuk mengisi "kekosongan" waktu, Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG) mengadakan "ritual" Pengenalan Geologi Lapangan (PGL).
Tahun 1962 kegiatan serupa dikenal dengan "Pembayatan mahasiswa baru". Sejak 1986 berganti nama menjadi PGL. Istilah "Pembayatan" merupakan plesetan dari kata dasar “Bayat”, nama daerah tempat praktek yang dikenal sebagai "kampus" kedua mahasiswa Teknik Geologi.
Antusiasme Tinggi
Antusiasme peserta yang mengikuti acara ini sangat tinggi. Walaupun dibebankan sebesar Rp 120 ribu untuk keperluan konsumsi dan transportasi. Besarnya dana dapat diangsur sebanyak 3 kali yang dilakukan mulai bulan September lalu. "Sekalian jalan-jalan deh," ujar salah seorang dari peserta.
Menurut M. Maulana, ketua HMTG, kegiatan ini rutin dilakukan di Jurusan Teknik Geologi. Bagi angkatan baru, kegiatan yang bersifat sukarela dan bertujuan mengembangkan potensi diri ini merupakan prasyarat menjadi anggota HMTG. Karena bersifat sukarela, PGL tahun ini tidak diikuti oleh seluruh mahasiswa angkatan 2000. "Mungkin berhalangan, kami kurang tahu kenapa mereka nggak ikut," tambah Maulana.
Ospek Kedua
Kegiatan jurusan ini tak ubahnya ospek kedua. Materi maupun atribut yang digunakan hampir sama. Misalnya membuat bermacam-macam tugas dan mengenakan berbagai atribut. Peserta diwajibkan memakai baju putih, celana hitam untuk pria dan rok hitam untuk wanita serta jas almamater.
Kegiatan ini dibuka dengan pengarahan ketua Jurusan Teknik Geologi, Ir. Joko Wintoro. Materi PGL di antaranya permainan kelompok, pengenalan dunia geologi dan kegiatan kreasi panitia. Kegiatan ini berlangsung di dua tempat. Pertama, tanggal 14-15 Februari di kampus Fakultas Teknik. Sedangkan kegiatan lapangan dilaksanakan 16-19 Februari di daerah Bayat, Klaten. Bentuk kegiatan lapangan berupa pengenalan kondisi dan lingkungan kerja seorang Geolog.
Ketika ditanya perbandingan PGL dengan Inisiasi Kampus (IK) yang telah dijalani sebelumnya, peserta mengaku kegiatan ini lebih berat. Namun mereka mengerti kegiatan ini bertujuan memantapkan dan menambah kepercayaan diri. Bahkan kegiatan serupa terdapat di Jurusan Geologi UNPAD. "Kalau di sana, anak baru bebas diapain sama seniornya, ada yang kena tampar lagi, dan kegiatannya sampai 6 bulan," tambah peserta.
Ketika dikonfirmasi, panitia PGL menyatakan bahwa kegiatan ini memiliki kekhasan yang tidak bisa disamakan dengan IK, OK, Ospek, atau apapun namanya. "Yang pasti PGL ini ditujukan untuk mengembangkan potensi diri sebagai calon Geolog," ujar M. Maulana lagi. Selintas PGL mirip IK, misalnya adanya "penggeledahan" tas peserta selama PGL berlangsung. Barang-barang yang "diharamkan" panitia, seperti sisir, permen, dan rokok. Ironisnya, panitia malah mengkonsumsi rokok hasil penggeledahan itu.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, haruskah kegiatan yang bertujuan mewujudkan calon geolog yang profesional masih diwarnai kekerasan fisik ?
Charly