Pameran
Foto Palapsi
Ekspedisi Sarawak 2001
Palapsi
(Pecinta Alam Psikologi) pada Sabtu-Minggu(24-25/11) mengadakan
Pameran Foto Palapsi dan Presentasi Ekspedisi Sarawak yang bertempat
di LAKFIP. Kegiatan ini bertujuan Untuk mempublikasikan dan menindaklanjuti
ekspedisi Sarawak yang dilaksanakan Agustus lalu. Acara ini dibuka
oleh WD III Fak Psikologi UGM setelah gubernur dan rektor berhalangan
hadir. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa semestinya sebuah
kegiatan tidak berhenti begitu saja setelah usai. Harus ada penindaklanjutannya.
Diana Pasha, Project Officer kegiatan ini mengatakan acara ini dinilai
cukup sukses dan lancar karena pengunjung yang datang tidak hanya
dari kalangan mahasiswa pencinta alam. Tetapi juga mahasiswa dan
masyarakat umum. Bahkan ada yang datang dari Purwokerto. Para pengunjung
sendiri merasa cukup puas menghadiri acara in,i meski megeluhkan
sedikitnya foto-foto yang dipamerkan.
Anta Hari Sabtu (24/11), dibudayakan menjadi Hari Tanpa Belanja
(HTB) alias Buy Nothing Day. HTB adalah ide sederhana untuk bersikap
lebih kritis pada budaya konsumen. Dengan jalan mengajak untuk tidak
berbelanja selama sehari. Kampanye HTB dimulai sejak 1993 oleh Adbuster,
sebuah organisasi di Kanada. HTB kini dirayakan secara internasional
di lebih dari 30 negara.
Di Indonesia, HTB pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta. Ajakan
ini datang dari Kunci Cultural Studies Center, kelompok studi yang
memiliki perhatian studi tentang sosial dan budaya. Memang, HTB
tidak akan mengubah gaya hidup seseorang dalam satu hari. Namun
kegiatan tersebut lebih merupakan sebuah pengalaman melakukan perubahan.
HTB ingin menciptakan komitmen untuk mengurangi berbelanja dan meningkatkan
semangat mendaur-ulang. Kampanye HTB dilakukan antara lain adalah
penempelan poster sebanyak 5000 eksemplar di titik strategis di
Yogyakarta. Juga pembagian pembatas buku di pusat-pusat perbelanjaan
terkemuka. Selain itu kampanye juga dilakukan lewat beberapa radio
top Yogya.
Nissa
Sabtu
Tanpa Belanja
Hari
Sabtu (24/11), dibudayakan menjadi Hari Tanpa Belanja (HTB) alias
Buy Nothing Day. HTB adalah ide sederhana untuk bersikap lebih kritis
pada budaya konsumen. Dengan jalan mengajak untuk tidak berbelanja
selama sehari. Kampanye HTB dimulai sejak 1993 oleh Adbuster, sebuah
organisasi di Kanada. HTB kini dirayakan secara internasional di
lebih dari 30 negara.
Di Indonesia, HTB pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta. Ajakan
ini datang dari Kunci Cultural Studies Center, kelompok studi yang
memiliki perhatian studi tentang sosial dan budaya. Memang, HTB
tidak akan mengubah gaya hidup seseorang dalam satu hari. Namun
kegiatan tersebut lebih merupakan sebuah pengalaman melakukan perubahan.
HTB ingin menciptakan komitmen untuk mengurangi berbelanja dan meningkatkan
semangat mendaur-ulang. Kampanye HTB dilakukan antara lain adalah
penempelan poster sebanyak 5000 eksemplar di titik strategis di
Yogyakarta. Juga pembagian pembatas buku di pusat-pusat perbelanjaan
terkemuka. Selain itu kampanye juga dilakukan lewat beberapa radio
top Yogya.
Nissa
IMF
Adakan Buka Bersama
Degan Anak Jalanan Ramadhan di kampus FISIPOL tahun ini terasa lebih
meriah. Pasalnya, Jamaah Mushola FISIPOL (JMF) mengadakan buka puasa
bersama dengan anak-anak jalanan pada Sabtu (24/11). Dihadiri lebih
50 anak-anak jalanan seusia TK dan SD dari Rumah Singgah KOMPI,
Tungkak, Yogyakarta, suasana buka bersama ini sangat cair. Keluguan
dan keceriaan bocah-bocah itu benar-benar tampak saat aktor pantomin
kreatif asal Yogya mendongeng dan memainkan peran. Kemeriahan bertambah
saat Ridwan, Ketua JMF, memamerkan kepiawaiannya berakrobat dengan
buah apel. Anusapati, ketua panitia, mengatakan bahwa kegiatan semacam
ini akan terus diadakan oleh JMF.
Iwan
Parkiran
Wartel KOPMA UGM
Disatroni Maling
Honda Astrea Impressa raib di depan wartel KOPMA UGM, siang bolong
Kamis (22/11). Sepeda motor milik Dewi Satriyati, mahasiswi fakultas
hukum, disikat maling ketika ditinggal telpon. Saat itu, sepeda
motor dengan nomor polisi AB4108AU terparkir dalam keadaan stang
terkunci. Selang lima menit, sekembali dari bilik telpon, motor
sudah hilang. Seketika itu Dewi yang beralamat di Jetis RT.02/01,
Sinduadi, Mlati lapor ke pos polisi UGM. Dewi yang belum genap setahun
menjadi mahasiswi hukum UGM, memperoleh selembar surat bukti kehilangan
dari kantor polisi sambil disuruh menunggu informasi lebih lanjut.
Siapa tahu si maling berbaik hati di bulan suci.
Didik
Meramaikan
Taman Kupu Kupu dengan Rusa
Sejak
bulan Juli lalu, Taman Kupu-kupu di lembah UGM diramaikan oleh beberapa
ekor rusa. Rusa pertama yang hadir berspecies axis axis atau rusa
tutul asli Indonesia. Rusa ini berjenis kelamin jantan. Sebelumnya,
beberapa ekor rusa mati karena tidak dipelihara serius. Kini, pemeliharaan
rusa tersisa itu dipercayakan kepada pengelola taman.
Rusa hidupnya berkoloni. Tidak bisa hidup menyendiri. Berangkat
dari sifat ini, pihak pengelola taman meminta tambahan rusa kepada
rektorat. "Kami minta beberapa rusa kepada rektorat. Kalau
ingin serius biar kami yang mengelolanya," kata drh. Slamet
Raharjo, staf klinik hewan UGM.
Kemudian pihak rektorat mengusahakannya ke Gembira Loka. Dari sana
diperoleh dua ekor rusa betina dengan species sama. Pengelola taman
rupanya beruntung. Satu dari dua rusa tadi bunting dan melahirkan
rusa betina 6 September yang lalu.
Tanggal 19 November lalu, kandang rusa di taman kupu kupu semakin
ramai dengan datangnya dua ekor rusa timor berspecies cervus timorensis.
Dua ekor rusa berbulu coklat polos itu merupakan pemberian Wakil
Gubernur Papua.
Penempatan enam ekor rusa di Taman Kupu-kupu selain bertujuan untuk
pelestarian juga sebagai langkah awal menjadikan taman kupu kupu
sebagai objek pariwisata. "Tempat ini kan akan dijadikan rekreasi,
tentunya rusa ini menjadi salah satu objeknya," jelas DR. drh.
Indar Julianto, staf klinik hewan UGM.
Sejak adanya rusa, Taman Kupu-kupu mulai ramai dikunjungi orang
di sore hari untuk. Mereka datang sekedar melihat, memegang atau
bahkan melemparinya dari luar kandang. Hal ini harus menjadi perhatian
pihak pengelola. Jangan sampai niat melestarikan rusa dan mempariwisatakan
Taman Kupu-kupu menyebabkannya terlantar. Apalagi rusa sangatlah
gesit. Sehingga sulit menangkapnya untuk pemeriksaan kesehatan.
Didik
dan Uchie
|