Kurang
Dana RDK Lesu
Ramadhan
di Kampus tahun ini terasa lesu. Banyak kegiatan rutin RDK yang
tidak terlaksana. Kekurangan dana menjadi biang keladinya.
Menurut Taufan Hermawan, ketua RDK, memang terjadi penyempitan fokus
kegiatan pada RDK tahun ini. Hal ini terjadi akibat keterbatasan
dana yang dihadapai oleh Jamaah Sholahuddin (JS). Selain itu, RDK
tahun ini memang dimaksudkan untuk lebih memfokuskan kegiatan ke
tema RDK tahun 1422 hijriyah, yaitu "Mewujudkan kesadaran sosial,
moral dan intelektual bersama keberkahan ramadhan."
Panitia RDK kali ini tidak dapat memenuhi target pemasukan dana
yang biasa bersumber dari para donatur, sponsor dan universitas.
Hal ini menurut Taufan adalah karena banyaknya peristiwa bencana
alam dan tragedi perang di Afghanistan. "Dana dari donatur
jadinya lebih banyak terdistribusi ke pos lain," kata Taufan.
Universitas Ikut-ikutan
Di saat panitia RDK sepi donatur, universitas ikut-ikutan memangkas
alokasi dana untuk kegiatan RDK. Untuk RDK tahun ini universitas
hanya mengucurkan dana 1,5 juta. Atau lebih kecil 1 juta dari tahun
sebelumnya. Dapat diibaratkan Panitia RDK kali ini sudah jatuh tertimpa
tangga.
Taufan mempertanyakan kepeduliaan universitas terhadap kegiatan
mahasiswa. Semenjak otonomi kampus, universitas sering memangkas
dana untuk kegiatan mahasiswa. Dana biasanya dialokasikan pada kegiatan
lain yang lebih menguntungkan. DIbanding universitas lain, UGM merupakan
yang paling sedikit dalam hal pendanaan RDK . "UMY memberikan
10 juta untuk kegiatan ramadhan tahun ini," gerutu Taufan.
Kondisi kurang dana ini mengancam kesuksesan pelaksanaan agenda
kegiatan RDK. Taufan mencontohkan menurunnya kualitas pelayanan
yang diberikan panitia buka puasa bersama kepada jamaah. Hal ini
sesuai dengan keluhan Tanto, mahasiswa Psikologi 2000. Ia mengatakan
menu berbuka puasa di masjid kampus sangat kurang, baik dari segi
gizi, maupun kuantitasnya. Kurangnya jumlah makanan yang disediakan
panitia membuat para jamaah yang terlambat tidak kebagian. Tanto
juga mengeluh soal tidak tersedianya makan sahur, "padahal
masjid di dekat kos saya ada menu sahurnya."
Panitia sendiri berusaha menangani hal ini dengan menyediakan kotak
infak khusus untuk kegiatan buka puasa bersama. Selain itu panitia
akan meminta tambahan dana dari rektorat. "Kami akan maju ke
rektorat lagi," serunya bersemangat.
Tidak
menurun
Mahasiswa sendiri menganggap tidak terjadi penurunan kualitas RDK
tahun ini. Arbani (TP2001), salah satu pengunjung bazaar mengatakan
acaranya cukup bagus. "Cuma karena kurang ramai, jadi kurang
meriah," tambahnya.
Senada dengan Arbani, Hadi (Pertanian 2000) menyatakan kegiatan
RDK sudah lumayan. "Sangat tidak terasa kalau panitia mengalami
kekurangan dana, buktinya mereka mampu membuat acara ceramah-ceramah
bermutu." ujarnya heran.
Didik dan Anta
|