EDISI 39, 02 OKTOBER 2001

Dibalik Tutupnya Gama Boga

Mau makan siang selepas kuliah dengan menu beragam dan suasana resto? Datang saja ke Gama Boga, cafetaria di sebelah Timur gedung Rektorat. Tapi itu dulu. Sejak dua bulan terakhir Gama Boga tidak beroperasi alias tutup.

Mau makan siang selepas kuliah dengan menu beragam dan suasana resto? Datang saja ke Gama Boga, cafetaria di sebelah Timur gedung Rektorat. Tapi itu dulu. Sejak dua bulan terakhir Gama Boga tidak beroperasi alias tutup.
Tidak beroperasinya cafetaria ini diakui oleh Nur Sulistyo, staf PT Gama Multi Usaha Mandiri (GMUM) yang menjadi induk usaha tersebut. Gama Boga sendiri sebenarnya telah ada sebelum menjadi salah satu unit usaha PT GMUM. Kala itu lokasi usahanya berada di sisi selatan lantai dasar Gedung Pusat.
Ketika PT GMUM berdiri, Gama Boga disediakan bangunan baru yang lebih luas di sebelah Timur gedung Rektorat dan mulai beroperasi pada bulan Desember tahun lalu. Keberadaan Gama Boga baru kala itu diperuntukkan bagi tamu-tamu universitas. Juga untuk mencukupi kebutuhan konsumsi rapat-rapat UGM. Khususnya yang diselenggarakan di gedung pusat.
Untuk pengelolaannya tetap diserahkan kepada pihak luar yang sejak semula menanganinya. Dan setiap bulan pihak pengelola wajib menyetorkan hasil pendapatannya kepada PT GMUM setelah dipotong biaya pengelolaan. Namun sejak tutup, setoranpun terhenti. Menurut Nur, hingga saat ini belum ada konfirmasi dari Pak Sasa selaku pengelola sehubungan tutupnya Gama Boga, meski sudah berkali-kali dihubungi PT GMUM.
"Rencananya, Senin besok (1 Oktober-red) akan mulai dioperasikan kembali. Tentu saja dengan manajemen dan pengelola baru," Nur menambahkan.
Dengan lokasi baru yang lebih representatif dan lebih mudah diakses, pada awalnya Gama Boga diharapkan akan makin ramai dikunjungi banyak pihak. Baik karyawan maupun mahasiswa UGM. Namun Nur juga mengakui kalau selama ini mahasiswa justru terkesan asing dengan cafetaria ini. Lulusan Fakultas Non Gelar Ekonomi ini memimpikan Gama Boga bisa menjadi tempat nongkrong sekaligus ajang bertukar ide bagi seluruh civitas layaknya Bonbin (kantin sastra-red). Karena itu, untuk ke depannya, Gama Boga akan menampilkan unsur entertainment. "Ya, semacam live music mungkin. Intinya yang bisa membuat orang tertarik untuk datang ke sana," ucapnya santai.

Zaki