EDISI
39, 02 OKTOBER 2001 |
Berinvestasi
di UGM
Sekitar
20% mahasiswa baru yang diterima UGM melalui jalur UMPTN tidak melakukan
daftar ulang. Dan 7% dari 49.000 mahasiswa UGM kini, tidak mampu membiayai
kuliahnya. Padahal proyeksi ke depan, UGM tidak lagi menyediakan pendidikan
gratis.
Demikian
pernyataan Prof. Dr. Mas'ud Machfoedz, MBA, Akt, Direktur Utama PT Gama
Multi Usaha Mandiri (GMUM), yang disampaikan kepada wartawan Kamis, 27
September 2001 lalu. Guna mendapatkan sumber pendapatan baru sekaligus
mengatasi permasalahan di atas, UGM melalui PT GMUM melakukan kerjasama
dengan PT Niaga Aset Manajemen. Mereka membentuk Reksa Dana Gadjah Mada.
Lembaga ini merupakan lembaga keuangan yang oleh undang-undang diperbolehkan
menghimpun dana dari masyarakat di samping perbankan dan asuransi.
Investasi Tak Langsung
"Letak perbedaan reksa dana dengan perbankan adalah sifat investasinya,"
ujar Tri Agung Winantoro, anggota Tim Pengelola Investasi dari PT Niaga
Aset Manajemen. Pada perbankan, investasi bersifat langsung (direct investment),
nasabah tidak mengetahui untuk apa dana simpanannya. Nasabah juga tidak
mengetahui bagaimana pengelolaannya. "Sementara melalui reksa dana,
investor melakukan indirect investment. Dana akan diinvestasikan melalui
pasar modal dan investor tahu ke mana duitnya," lanjutnya.
Reksa Dana Gadjah Mada yang bersifat terbuka ini telah diluncurkan perdana
pada 27 September lalu di Ruang Multimedia GMUM Gedung Rektorat UGM dengan
penawaran perdana seribu rupiah per unit. Dana minimum investasi awal
adalah sebesar Rp 100.000,- (100 unit). Pada hari pertama penawaran telah
terkumpul dana sebesar sepuluh milyar tiga ratus juta rupiah. Dana ini
datang dari empat perusahaan dan 21 perorangan. Sebagian besar adalah
dari alumni UGM yang turut berpartisipasi sebagai promotor.
PT Niaga Aset Manajemen yang merupakan anak perusahaan dari PT Bank Niaga
Tbk. bertindak sebagai Manajer Investasi. Kemudian Manajer Investasi akan
melakukan penawaran umum secara terus menerus. Hingga tercapai satu miliar
unit atau senilai satu triliun rupiah. Dana yang terkumpul akan diinvestasikan
ke dalam instrumen pasar modal. Yang terdiri dari obligasi, saham dan
instrumen pasar uang.
Bantu Mahasiswa
Manajer Investasi merencanakan untuk membagi uang tunai sekali setahun
kepada investor. Yaitu apabila ada peningkatan nilai per unit dibanding
saat hari pertama penawaran. Selanjutnya, hasil investasi di luar biaya
pengelolaan (management fee) akan kembali ke UGM melalui PT GMUM. Menurut
Tri, setengah dari management fee yang diperoleh PT Niaga Aset Manajemen
akan diserahkan kembali ke UGM. "Ini adalah program semi idealis.
Reksa Dana Gadjah Mada merupakan pionir kerjasama manajer investasi dengan
pihak universitas," tambahnya. Mas'ud mengakui bahwa konsentrasi
tahap awal dari program ini adalah tetap untuk membantu mahasiswa tidak
mampu.
Tentang adanya unsur spekulasi pada investasi Reksa Dana Gadjah Mada ini
Tri membantahnya. Reksa Dana Gadjah Mada menurutnya telah dipersiapkan
selama setahun dengan memperhatikan riset pasar serta berbagai analisis
lainnya. Ada perhitungan kuantitatif dan kualitatif di dalamnya. "Kalau
soal risiko, itu selalu ada. Karena ini investasi bukan tabungan atau
deposan," lanjutnya. Tri juga mengingatkan akan hukum high risk-high
return dalam investasi bahwa makin besar risiko investasi maka makin besar
pula tingkat pengembalian yang didapat, begitu juga sebaliknya.
Zaki
|